Wednesday, August 17, 2011

Kalau saat bulan Puasa, Setan itu cuti, maka....

Konon katanya, saat puasa, setan-setan diikat. Katakanlah ini bener. Lalu kenapa ada yang temperamen banget saat mau buka? ada aja yang seneng batalin puasa. ada saja warung-warung yang buka tapi ditutup tirai, biar privasi konsumen tetep terjagai. Lah jadi gimana ini maksudnya?

Lah ya itu tadi, begitu maksudnya. Saat bulan puasa nih, tuhan ngasih kaca. Jika dia bilang: setan-setan itu gw iket ya? Nah kalau lo masih liat juga kelakuan setan itu tetep ada, ya itulah lo sendiri. Kalau setan diiket dan kelakuan lo tetep kayak setan, nah lho?

Jadi manusia itu ya begitu. Mbok ya jangan suka nyalah2in setan dong ah. Atau pun juga bergaya lebay kayak malaikat. Soalnya pas dikasih cuti nih setannya dan malaikat jadi lembur, ternyata gak ada yang berubah juga kelakuan. hehehe... Apa mungkin ya, puasa tuh emang waktu yang menjadi cermin yang tajem menangkap cahaya? Tapi tetep juga sih, berlaku jadi jernih bagi yang liat. Atau bagi yang matanya emang mau lihat. Kalau matanya adalah ilusi sahaja, maka walhasil yang faktais itu tetep luput juga dari penglihatannya, hehehe
 
Selamat puasa, bagi yang menjalankannya. Dan selamat cuti sambil senyum2 bagi para setan, hehehe...







Tuesday, August 16, 2011

Nazarrudin: Pion Politis Menuju Pemilu?

Marak betul yah berita tentang beliau ini? Ah tapi aneh sekali dia bisa ditangkap di Columbia itu. Iya kah tertangkap? Atau sudah waktunya diperlihatkan ditangkap?

Konon katanya ada kaitan dengan data Partai Demokrat. Partai pengusung nama RI-001 sekarang ini; bukan? :)

Starting poin yang cukup baik dari calon yang akan maju nanti. Pasti lah kaya atau minimal pendukungnya banyak dan pada kaya.

Terlalu ramai berita di media mengenai beliau. Yah, jelas lah ya, memang dibuat begitu settingnya. Memenangkan hati media rupanya si aktor ini.

Well, apapun dan siapapun itu, setidaknya karyanya menarik untuk disimak oleh penduduk negeri. Jadi, agak elegan lah sedikit, hehehe

Sistem: Ruang Untuk Strategi

Kelompok yang kemudian menjadi sistem, jelas berawal dari individu. Apapun yang ada di dalam individu akan ditularkan ke dalam kelompok, disadari atau pun tidak.Begitulah yang kemudian dilihat oleh orang-orang. Menebak gaya kelompok tertentu, akan mengikutserta kan penilaian terhadap orang-orang yang ada di dalamnya.


Namun kadang, karena kelompok itu telah menjadi sistem, kita kadang sulit melakukan penilaian individual. Banyak sekat-sekat, selubung, atau pun benteng-benteng yang menjadikan mata kita memiliki keterbatasan untuk melihat.


Tapi kemudian saya belajar banyak mengenai hal itu. Sehingga lambat laun mata saya lebih dibukakan untuk melihat aktor-aktor utama atau penggerak dari sistem yang sedang berjalan. Ketika misalnya, ingin tahu kepribadian atau cara berpikir dari pimpinan suatu organisasi, baca saja laporan-laporannya. Lihat ruangannya. Lihat karya yang dibuatnya. Lalu sambungkan dengan dinamika atau warna yang menjadi khas dari kelompok yang dia pimpin. Akan sangat jelas terlihat, bahwa kelompoknya adalah ruang yang digunakan oleh dirinya untuk mengaktualisasikan apapun yang dimaui.


Dari kebiasaan membaca orang yang dikaitkan dengan konteksnya, saya bisa melihat bahwa sebenarnya kepentingan bersama itu hanya politis dan merupakan upaya untuk meleburkan eksistensi diri. Aslinya? Tetap saja berakar pada kepentingan pribadi.


Bukan berarti jelek. Karena ketika kepentingan itu sama atau sesuai dengan lingkungannya, tidak akan menjadi masalah. Namun, jika tidak selaras? nah di situlah mulai munculnya dinamika kelompok yang lebih kaya.


*tulisan menjelang sahur*


Pagelaran, 17 Agustus 2011